Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak
di dunia. Insiden penyakit kanker meningkat bersamaan
dengan bertambahnya usia, sehingga semakin panjang usia seseorang
semakin besar pula kemungkinan untuk menderita penyakit kanker. Sel kanker
merupakan sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom yang ditandai
dengan tiga ciri khas yaitu:
1. Pengendalian pertumbuhan yang tidak terbatas,
2. Invasi pada jaringan setempat
3. Penyebaran atau metastasis ke bagian tubuh yang lain.
Sel tumor jinak juga memperlihatkan penurunan
pengendalian pertumbuhan tetapi tidak menginvaginasi atau
menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang potensial memicu kanker,
yaitu yang disebut proto-onkogen.
Karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen (karsinogen artinya dapat menyebabkan
kanker), polusi, atau terpapar pada zat-zat kimia tertentu, atau karena
radiasi, proto-onkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu
kanker.
Kanker adalah penyakit yang ditakuti karena keganasannya. Namun,
kanker bukanlah penyakit yang terjadi dalam waktu singkat. Perlu proses yang cukup
panjang untuk merubah sel normal menjadi sel kanker. Dengan mengetahui proses
pembentukannya dan faktor-faktor yang memicunya, diharapkan dapat bisa
melakukan pencegahan.
Darah dalam tubuh kita tersusun atas padatan dan cairan. Keduanya beredar
dalam pembuluh darah dan limfa. Padatan darah tersusun dari sel-sel yang
berukuran sangat kecil (seperseratus milimeter), yang memiliki bentuk hampir
sama, namun memiliki fungsi yang berbeda. Seperti sel darah putih, yang berfungsi melawan
kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh. Sel darah merah, berfungsi mengangkut oksigen dalam darah. Keping darah berfungsi untuk membekukan darah supaya tidak
terjadi pendarahan.
Didalam sel terdapat inti sel (nukleus) yang berisi gen atau DNA. DNA adalah materi genetika yang dikenal sebagai
pembawa sifat keturunan. Kanker terjadi jika gen sel mengalami
kerusakan. Gen sel yang mengalami kerusakan dapat menjadi liar dan berkembang
tanpa henti, sehingga dari satu sel menjadi jutaan sel dan membentuk jaringan
baru. Jaringan baru itu disebut tumor atau kanker.
Gen dalam sel ada yang disebut gen kanker (oncogen), gen penekan tumor (tumor suppressor gen), dan gen yang bertugas memperbaiki gen
yang rusak (repair gen). Bila salah satu dari gen tersebut mengalami
kerusakan, maka bisa menjadi kanker.
Bila sel normal secara invitro diberi agen
karsinogenik seperti bahan kimia, virus atau energi radiasi
akan terjadi variasi atau perubahan fenotip, ini merupakan petunjuk tanda-tanda mulai terjadinya kanker pada sel tersebut atau dikatakan sel telah mengalami
transformasi. Transformasi sel normal menjadi fenotip
ganas merupakan permulaan dari progresi tumor.
Proses pembentukan kanker atau karsinogenesis
merupakan sekumpulan perubahan pada sejumlah gen yang terlibat dan berperan
dalam sistem sinyal sel, pertumbuhan, siklus sel, differensiasi, angiogenesis,
dan respon atau perbaikan terhadap kerusakan pada DNA. Perubahan pada sejumlah
gen ini dapat berupa :
1. Mutasi
gen atau perubahan pada susunan DNA yang menyebabkan terjadinya perubahan fungsi suatu gen, seperti proto-onkogen menjadi onkogen.
2. Mutasi jenis delesi DNA yang menyebabkan
hilangnya sebagian DNA, seperti gen penekan tumor (tumor suppressor
gene).
Gen disusun oleh tiga pasangan basa nitrogen (triplet), tiga pasangan basa tersebut merupakan kode genetik (kodon). Gen mengandung kode
genetik yang spesifik untuk makhluk hidup.
Terdapat bermacam-macam jenis gen dengan fungsinya masing-masing, yaitu:
Terdapat bermacam-macam jenis gen dengan fungsinya masing-masing, yaitu:
1. Proto-onkogen
adalah gen yang mengkode dan mengatur pembentukan protein
untuk pertumbuhan.
2. Gen
yang menghambat pertumbuhan disebut gen supresor .
3. Gen
yang bertugas memperbaiki DNA yang rusak disebut gen repair.
4. Gen
yang mengatur kematian sel terprogram disebut Apoptosis
PROTO ONKOGEN
Proto-onkogen adalah gen yang mengatur proses proliferasi
(pembelahan) sel dan differensiasi sel. Proto-onkogen dapat mengalami
mutasi menjadi onkogen (Onkogen berasal dari kata yunani oncos dan gen,oncos
artinya tumor). Onkogen adalah gen yang produknya berkaitan dengan terjadinya
transformasi neoplastik/pertumbuhan sel neoplastik. Protein yang dibuat oleh onkogen disebut Onkoprotein.
Tahap-tahap fisiologi proses pembelahan sel sebagai berikut:
1. Pengikatan
faktor pertumbuhan oleh reseptor factor pertumbuhan yang berada pada membrane
sel.
2. Aktivasi
reseptor factor petumbuhan yang kemudian mengaktifkan protein penghantar
rangsang yang berada pada bagian dalam membrane sel.
3. Pengaliran
rangsang pertumbuhan melalui sitoplasma ke inti.
4. Merangsang
dan mengaktifkan faktor pertumbuhan inti, sehingga transkipsi DNA dimulai.
5. Sel
masuk kedalam siklus pembelahan sel ;fase G1, fase S, fase G2, kemudian fase M.
ONKOGEN
Onkogen (oncogene) adalah gen yang
termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel tumor.
Onkogen umumnya berperan pada tahap awal pembentukan tumor. Onkogen
meningkatkan kemungkinan sel normal menjadi sel tumor, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan kanker. Riset terbaru menunjukkan bahwa RNA pendek
(small
RNA) sepanjang 21-25 nukelotida yang
dikenal sebagai RNA mikro (miRNA) dapat mengontrol onkogen.
Onkogen pertama kali ditemukan oleh Francis Peyton Rous pada tahun 1910 saat mengamati tumor pada unggas yang dapat ditransmisikan ke makhluk lain karena memiliki sel sarkoma yang mengandung retrovirus, yang kemudian disebut RSV . Tahun 1976 Dr. John Michael Bishop dan Dr. Harold E. Varmus dari Universitas California San Francisco membuktikan bahwa onkogen berasal dari proto-onkogen yang mengalami kerusakan. Proto-onkogen telah ditemukan pada banyak organisme, termasuk manusia. Atas penemuan penting ini, Dr. Bishop dan Dr. Varmus mendapat Penghargaan Nobel pada tahun 1989.
Onkogen pertama kali ditemukan oleh Francis Peyton Rous pada tahun 1910 saat mengamati tumor pada unggas yang dapat ditransmisikan ke makhluk lain karena memiliki sel sarkoma yang mengandung retrovirus, yang kemudian disebut RSV . Tahun 1976 Dr. John Michael Bishop dan Dr. Harold E. Varmus dari Universitas California San Francisco membuktikan bahwa onkogen berasal dari proto-onkogen yang mengalami kerusakan. Proto-onkogen telah ditemukan pada banyak organisme, termasuk manusia. Atas penemuan penting ini, Dr. Bishop dan Dr. Varmus mendapat Penghargaan Nobel pada tahun 1989.
Onkogen adalah versi mutan dari gen normal, yang memicu
pertumbuhan sel. Gen pada sel normal dapat berubah menjadi onkogen aktif
akibat mutasi, disebut proto-onkogen. Mutasi mampu mengubah proto-onkogen
menjadi onkogen aktif. Perbedaan antara onkogen dan gen normal terkadang tidak terlihat. Protein mutan dari onkogen muncul berbeda, walaupun hanya
dengan satu asam amino dari protein yang dihasilkan sel yang sehat. Jadi hanya dengan satu
perubahan tunggal telah dapat mengubah fungsi protein. Ketika proto-onkogen
mengalami mutasi (mutasi titik, translokasi, amplifikasi, insersi atau delesi)
menjadi onkogen, maka mekanisme fisiologis proses pembelahan sel normal akan
mengalami gangguan dan menuju pada lesi gen. Perubahan ini akan terjadi proses
pembelahan sel neoplastik.
pengaruh Aktivasi Onkogen
1. Mengkode
pembuatan protein yang berfungsi sebagai factor pertumbuhan merangsang diri sendiri secara berlebihan. Misalnya c-sis
2. Memproduksi
receptor factor pertumbuhan yang tidak sempurna, yang merupakan isyarat untuk pertumbuhan secara terus-menerus meskipun tidak ada rangsang dari luar (misalnya c-erbB)
3. Pada
amplifikasi gen terbentuk reseptor factor pertumbuhan yang berlebihan,sehingga
sel tumor sangat peka terhadap factor pertumbuhan yang rendah, dibawah ambang batas rangsang normal (misalnya c-neu)
4. Memproduksi
protein yang berfungsi sebagai penghantar isyarat didalam sel yang tidak
sempurna, secara terus menerus menghantarkan isyarat meskipun tidak ada rangsangan
dari luar sel (misalnya c-K-Ras)
5. Memproduksi
protein yang berikatan langsung dengan inti yang merangsang pembelahan sel
(misalnya c-myc).
Hasil dari pengaruh aktivasi onkogen diatas, akhirnya akan dibawa
ke siklus sel. Progresi sel dalam pembelahan diatur melalui berbagai fase
siklus sel yang dikendalikan oleh cycline-dependent kinase(CDKs) yang menjadi
aktif setelah berikatan dengan protein lain yang disebut cycline. Meskipun tiap
fase dimonitor dengan sangat baik, namun peralihan dari G1 ke S merupakan check
point yang paling penting dalam siklus sel. Jika check point ini dilalui,maka sel
diizinkan melanjutkan proses selanjutnya.
Jika sel menerima isyarat pertumbuhan, maka cycline
akan bekerja dan mengaktifkan CDKs. Checkpoint fase G1 ke fase S dijaga oleh
protein Rb (pRb).Apabila terjadi fosforilisasi pRb yang didapat dari CDKs maka
sel dari fase G1 diizinkan memasuki fase S (fase sintesa DNA). Jika terjadi
mutasi yang menggangu pengaturan cycline D biasanya over expresi, mengakibatkan
peningkatan sel masuk ke fase S,sehingga terjadi transformasi neoplastik.
Kita bahas ini check point
ini lebih jelas di Mekanisme kerja Anti-Onkogen. Onkogen adalah gen yang
dapat menyebabkan kanker. Beberapa onkogen yang telah teridentifikasi sebagai
penyebab kanker kepala dan leher, antara lain:
·
c-myc
·
erbB-1
·
ras
·
gen prad-1/cyclin D1
Masing-masing jenis onkogen di atas dapat mempengaruhi
pengendalian mitosis. Selain itu produk onkogen dapat pula menyerupai kerja
faktor pertumbuhan sel (polipeptida) atau menyerupai reseptor faktor
pertumbuhan. Terdapat tiga kategori perubahan genetik proto-onkogen menjadi
onkogen:
1. Translokasi
/ transposisi: gen berpindah ke lokus yang baru, dibawah kontrol promoter yang
baru. Perubahan ini dapat menyebabkan produksi protein penstimulasi
pertumbuhan berlebih.
2. Amplifikasi
gen: gen disalin hingga berlipat ganda dalam genom. Hasilnya serupa dengan
translokasi.
3. Mutasi
titik dalam gen. Hasilnya berupa protein penstimulasi pertumbuhan yang bekerja
hiperaktif atau resisten degradasi.
TUMOR SUSPENSOR/ANTI-ONKOGEN
Tumor tidak hanya terjadi akibat aktifasi onkogen yang berlebihan
tetapi dapat juga terjadi akibat hilangnnya atau tidak aktifnya gen yang bekerja
menghambat pertumbuhan sel yang disebut Anti-onkogen. Pada pertumbuhan dan dan
diferensiasi normal, anti onkogen bekerja menghambat pertumbuhan dan
merangsang diferensiasi sel. Beberapa anti-onkogen ialah gen p53, Rb (retinoblastoma),
APC (adenomatous polyposis coli), WT (wiliam’s Tumor), DCC dan NF-2. Dari
beberapa antionkogen tadi, yang sering ditemukan mengalami mutasi adalah p53 dan
Rb yang akan mengakibatkan pembelahan sel secara neoplastik.
a. Mekanisme kerja Anti-Onkogen/Tumor Supresor Gen
Selama fase
pertama dari pembelahan sel yaitu fase G1, fase pembelahan selanjutnya adalah fase S. Untuk melanjutkan ke fase S ada proses yang perlu dilalui oleh sel yaitu checkpoint. Checkpoint
ini bertujuan untuk mengecek, apakah sel fase G1 telah sempurna atau selesai dilakukan, jika sudah sempurna maka sel di ijinkan untuk masuk ke fase berikutnya dari pembelahan sel yaitu fase S.Tumor supresor gen berfungsi sebagai check
point dalam mengatur pembelahan sel.
b. Mekanisme kerja Rb dan p53
Sebelum sel memasuki siklus sel fase
S, pada fase G1 akan diadakan checkpoint. Pada siklus yang normal, Rb akan berikatan
dengan factor transkripsi yang disebut E2F. Faktor transkripsi ini berfungsi
dalam mengaktifkan ekspresi gen dan memberi sinyal bahwa pembelahan sel boleh dilanjutkan.
Jika E2F diikat oleh Rb, maka
proses siklus sel selanjutnya belum bisa dilakukan. Untuk melepaskan ikatan ini, diperlukan CDKs
yang telah diaktifkan oleh cycline, dan membuat Rb difosforilisasi. Fosforilisasi
Rb menyebabkan ikatan E2F dan Rb putus. Dengan putusnya ikatan Rb dengan E2F, maka
E2F akan mengaktifkan ekspresi gen dan memberi sinyal agar siklus pembelahan
sel dilanjutkan. Jika terjadi mutasi pada Rb, maka tidak ada
yang mengikat E2F, sehingga ekspresi gen dan sinyal pembelahan sel akan
diteruskan kepada S, yang akan membawa ke pembelahan sel neoplastik.
Selain Rb, tumor supresor gen yang bekerja pada check point adalah
p53. p53 ini bekerja untuk mengecek apakah terjadi kerusakan DNA atau tidak. Jika terdeteksi adanya kerusakan DNA, maka
ada 2 hal yang diperintahkan oleh p53, yaitu mengaktifkan DNA repair gen dan
penghentian siklus sel pada G1 sampai kerusakannya dapat diperbaiki. Mekanisme
penghentian siklus sel, yaitu dengan mengaktifkan p21. p21 ini berfungsi untuk
mencegah aktifasi CDKs oleh cycline, sehingga CDKs tidak bisa memfosforilisasi
Rb. Akibatnya E2F tetap terikat dengan Rb. Jika terjadi mutasi pada
p53. Maka,kerusakan DNA tidak akan dapat dideteksi,yang pada akhirnya akan
membawa kepada pertumbuhan sel neoplastik.
GEN YANG MENGATUR KEMATIAN SEL
TERPROGRAM
Apoptosis ialah kematian sel terprogram yang terjadi akibat
beberapa proses fisiologik atau neoplastik. Penumpukan sel pada neoplasma, tidak
hanya terjadi akibat aktifasi gen perangsang pertumbuhan atau anti-onkogen, tapi
juga terjadinya mutasi gen pengatur apoptosis. Pertumbuhan sel diatur oleh
proto-onkogen dan onkogen, sedangkan kehidupan sel diatur oleh gen perangsang
dan penghambat apoptosis. Gen penghambat apoptosis ialag bcl-2
sedangkan yang meningkatkan apoptosis adalah bax/bad. Hubungan kedua sel in
menentukan jumlah sel.
UNSUR PENYEBAB ONKOGEN
1. Energi radiasi
Sinar ultraviolet, sinar-x dan sinar gamma merupakan unsur
mutagenik dan karsinogenik. Radiasi ultraviolet dapat menyebabkan terbentuknya
dimmer pirimidin. Kerusakan pada DNA diperkirakan menjadi mekanisme dasar
timbulnya karsinogenisitas akibat energi radiasi. Selain itu, sinar radiasi
menyebabkan terbentuknya radikal bebas di dalam jaringan. Radikal bebas yang
terbentuk dapat berinteraksi dengan DNA dan makromolekul lainnya sehingga
terjadi kerusakan molekular.
2. Senyawa kimia
Sejumlah besar senyawa kimia bersifat karsinogenik. Kontak dengan
senyawa kimia dapat terjadi akibat pekerjaan seseorang, makanan, atau gaya
hidup. Adanya interaksi senyawa kimia karsinogen dengan DNA dapat mengakibatkan
kerusakan pada DNA. Kerusakan ini ada yang masih dapat diperbaiki dan ada yang
tidak. Kerusakan pada DNA yang tidak dapat diperbaiki dianggap sebagai penyebab
timbulnya proses karsinogenesis.
3. Virus
Virus onkogenik mengandung DNA atau RNA sebagai genomnya. Adanya
infeksi virus pada suatu sel dapat mengakibatkan transformasi malignat, hanya
saja bagaiamana protein virus dapat menyebabkan transformasi masih belum
diketahui secara pasti. Umumnya jenis retrovirus, dapat menyisipkan
onkogen ke dalam genom, mengubah proto- onkogen menjadi onkogen, atau merusak
gen dengan menyisipkan gen lain di antara gen supresor-tumor. Beberapa jenis
kanker yang disebabkan retrovirus adalah beberapa jenis leukimia, kanker hati,
dan kanker serviks.
Setelah membaca penjelasan tentang onkogen di atas, cobalah menjawab soal OSK Biologi tahun 2016 kemarin.
1. Seorang
wanita berumur 32 tahun menderita kanker payudara. Ibunya dan salah satu adik
ibunya yang wanita juga menderita kanker payudara, serta neneknya dari pihak
ibu menderita kanker ovarium. Pilihan berikut yang paling tepat menjelaskan
tentang masalah yang diturunkan adalah?
A. Suatu tumor supressor menyebabkan
hilangnya kemampuan apoptosis
B. Suatu tumor supressor menyebabkan
ketidakmampuan memperbaiki DNA
C. Suatu tumor supressor menyebabkan
aktifnya jalur mAP kinase secara terus menerus
D. Suatu onkogen menyebabkna ketidakmampuan
memperbaiki DNA
E. Suatu onkogen menyebabkan aktifnya jalur MAP kinase secara terus menerus
(OSK 2016)
2. Gen-gen yang mengkode, atau menyediakan informasi protein yang meregulasi siklus sel disebut ..
A. Onkogen
(OSK 2016)
2. Gen-gen yang mengkode, atau menyediakan informasi protein yang meregulasi siklus sel disebut ..
A. Onkogen
B.
Tumor Supressor
C.
Proto-onkogen
D.
Pro-Apoptosis
E. Angiogen
(OSK 2015)
2 komentar:
1. Jawaban: b.
Alasan:
Kanker terjadi karena adanya mutasi atau perubahan pada gen-gen dalam sel baik gen kanker (onkogen), gen penekan tumor (tumor suppressor gen), atau gen yang memperbaiki gen yang rusak (repain gen). kerusakan salah satu gen tersebut dapat menyebabkan terjadinya kanker. Karena gen bersifat menurun kepada keturunanya, maka penyakit kanker pun dapat diturunkan.
Tumor suspensor/anti-onkogen seperti gen p53 mempunyai fungsi memeriksa kerusakan DNA atau tidak. Jika terjadi kerusakan gen ini akan mengaktifkan gen repair dan menghentikan siklus sel sampai DNA diperbaiki. Namun, jika gen ini bermutasi maka kerusakan DNA tidak akan terdektesi dan diperbaiki. Mutasi tumor suppressor menyebabkan ketidakmampuannya untuk memperbaiki DNA akan diturunkan kepada keturunannya.
2. Jawaban: c. Proto-onkogen
Alasan:
Proto-onkogen adalah gen yang mengatur proses proliferasi (pembelahan) sel dan differensiasi sel. Dalam proses pembelahan sel dibutuhkan informasi protein untuk mengkode DNA yang akan dibentuk, begitupun saat sel berdifferensiasi.
1. jawaban : b.
Alasan :
Kanker terjadi karena adanya mutasi atau perubahan pada gen-gen dalam sel baik gen kanker (onkogen), gen penekan tumor (tumor suppressor gen), atau gen yang memperbaiki gen yang rusak (repain gen). kerusakan salah satu gen tersebut dapat menyebabkan terjadinya kanker. Karena gen bersifat menurun kepada keturunanya, maka penyakit kanker pun dapat diturunkan.
Tumor suspensor/anti-onkogen seperti gen p53 mempunyai fungsi memeriksa kerusakan DNA atau tidak. Jika terjadi kerusakan gen ini akan mengaktifkan gen repair dan menghentikan siklus sel sampai DNA diperbaiki. Namun, jika gen ini bermutasi maka kerusakan DNA tidak akan terdektesi dan diperbaiki. Mutasi tumor suppressor menyebabkan ketidakmampuannya untuk memperbaiki DNA akan diturunkan kepada keturunannya.
2. Jawaban : C
Alasan:
Proto-onkogen adalah gen yang mengatur proses proliferasi (pembelahan) sel dan differensiasi sel. Dalam proses pembelahan sel dibutuhkan informasi protein untuk mengkode DNA yang akan dibentuk, begitupun saat sel berdifferensiasi.
Posting Komentar