27 September 2008

HERFEN SURYATI, INOVATOR PEMBELAJARAN DARI KALIMANTAN


[Kaltimpost: Senin, 7 Februari 2005]

BONTANG, Prestasi membanggakan kembali diraih salahsatu pengajar dari Bontang, Herfen Suryati, Guru Biologi SMA Yayasan Pendidikan Vidya Dahana Patra (Vidatra) Bontang, meraih penghargaan dari Indonesia Toray Science Foundation (ITSF). Yayasan yang bertujuan mengkontribusikan perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia itu, memberikan penghargaan kepada Herfen yang dinilai berhasil membuat inovasi pembelajaran dalam mata pelajaran Biologi, yang telah diterapkan di SMA Vidatra selama 3 tahun.

Dengan mengambil judul tulisan Eksplorasi Pedagogis Lahan Basah sebagai Sumber Belajar Konsep Ekologi dan
Keanekaragaman Hayati, Herfen menjadi satu-satunya peserta dari Kalimantan yang mendapat penghargaan ITSF.

"Setiap tahun ITSF memberikan penghargaan untuk bidang inovasi pembelajaran dan penelitian. Prosesnya mulai 2004 lalu. Bagi guru yang mempunyai inovasi mengajar, diminta menuangkannya dalam bentuk proposal dan kemudian dikirimkan ke ITSF. Ratusan proposal yang berada dari seluruh Indonesia, kemudia diseleksi dan terpilih 12 buah proposal terbaik, dari ke 12 proposal itu, kemudian disaring lagi menjadi 10 proposal yang dinilai layak untuk mendapatkan award dari ITSF", kata herfen saat ditemui Kaltim Pos di kediamannya PC-VI perumahan PT. Badak NGL Bontang.

Tentang konsep belajar yang menjadi inovasi herfen, dikatakannya sebagai salah satu upaya menyelaraskan antara teori dan praktek dalam proses belajar mengajar.

"Kurikulum sekarang mengharuskan teori dengan praktek seimbang. karena itu, saya mencoba mengenalkan tentang keberadaan dan fungsi hutan bakau kepada siswa secara langsung. Lagipula, hutan bakau itu ekologinya sangat lengkap" ujar herfen.

Menurut istri dari Herman Retnandar dan ibu dari Verbryana Ramadhania dan Qurnia Hizry, dipilihnya hutan bakau sebagai konsep ekologi yang diajarkannya kepada siswa Vidatra karena prihatin dengan kondisi hutan bakau yang populasinya semakin berkurang di Bontang. Untuk lebih mengenalkan fungsi hutan bakau kepada siswanya, herfen biasanya membawa mereka ke Bontang Kuala dan ke Pantai Marina dua tempat yang masih ditumbuhi hutan bakau.

"Saya memilih hutan bakau karena mudah ditemui, tapi kondisinya semakin memprihatinkan. Saya berharap, dengan mengenalkan hutan bakau sebagai konsep ekologi kepada siswa, mereka dapat menyadari pentingnya melestarikan hutan bakau. Biasanya msaya meminta mereka mengukur suhu di areal yang ditumbuhi rimbunan hutan bakau dan areal yang hutan bakaunya sudah dibabat, terbukti areal yang hutan bakaunya rusak suhu lingkungannya lebih tinggi dari pada areal yang hutan bakaunya terpelihara. Bakau juga sangat penting untuk mencegah banjir" terang herfen. (ER)



Penghargaan Science Education Award diraih Guru SMA YPVDP

Jakarta, Penghargaan Science Education Award (SEA) Indonesia Toray Science Foundation 2004 diraih Guru Biologi SMA YPVDP Bontang, Dra. herfenn Suryati. Komite seleksi penghargaan SEA menilai innovasi pembelajaran yang bertema "Eksplorasi pedagogis lahan basah, untuk mempelajari konsel keanekaragaman hayati" memenuhi kriteria innovasi dan kreativitas dalam bidang pendidikan sebagai pemenang.

Pada kategori penghargaan iptek, Bambang menyisihkan 18 ilmuwan yang dinominasikan sembilan universitas, dua lembaga penelitian pemerintah, dan satu yayasan ilmu. Lelaki kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, itu berhak menerima hibah penelitian Rp 60 juta.

Pengumuman berlangsung di Jakarta, Kamis (3/2). Selain komite seleksi penghargaan dan hibah penelitian iptek serta komite seleksi penghargaan pendidikan sains, acara dihadiri pula oleh pengurus Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) Indonesia dan Jepang. Tampil berpidato ilmiah Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Dr dr Sangkot Marzuki dan peraih emas lomba fisika internasional The First Step to Nobel Prize in Physics 2004 Septinus George Saa.

Bambang mengatakan, secara spesifik, penelitiannya dapat diaplikasikan untuk meredam kebisingan aktif. Caranya dengan melawan sumber suara melalui sinyal yang dikontrol. Secara teknis, alat dapat dibuat sebesar ujung jari kelingking dewasa.

Ketua komite seleksi penghargaan iptek Dr Suwarto Martosudirjo APU dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung mengatakan, penelitian ini punya kontribusi keilmuan dan aplikasi jelas.

Sejumlah algoritma baru dikembangkan dan diuji pada kendali bising aktif real time menggunakan pengolah sinyal digital (DSP). "Aplikasi temuan ini bisa dikembangkan untuk mengendalikan sistem apa saja, seperti satelit, robot, dan pesawat terbang," kata Bambang.

Penghargaan untuk guru

Secara keseluruhan, penghargaan Toray ke-11 kemarin diberikan kepada 32 orang. Ada 21 orang menerima hibah dana penelitian iptek bernilai total Rp 607.296.000 dan sepuluh guru memperoleh penghargaan pendidikan sains masing-masing Rp 17,5 juta.

Kesepuluh guru dinilai inovatif dan kreatif dalam mengajarkan materi pelajaran IPA tingkat SMA, di antaranya dengan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar mereka.

Ketua Kehormatan ITSF dari Toray Industries Inc Jepang Dr Katsunosuke Maeda mengatakan, pemberian penghargaan penelitian dasar bidang iptek di Indonesia tersebut akan terus didukung.

Sementara Sangkot Marzuki menilai, pemberian penghargaan Toray mengisi kekosongan sistem penelitian di Indonesia. Selain jarang, institusi swasta umumnya hanya bersedia memberi dana penelitian aplikatif, bukannya penelitian dasar.

Menurut Suwarto, dilihat dari jumlah proposal yang dikirim peserta, terjadi penurunan peserta. Tahun 2004, jumlah usulan program hibah penelitian iptek 101 usulan. Dari jumlah itu, hanya 21 yang dinyatakan lolos ke babak berikutnya.

Mengenai jumlah yang berkurang, ia memperkirakan tidak semata terkait sosialisasi panitia. Faktor penyelenggaraan pemilihan umum dinilai memengaruhi jumlah usulan proposal yang dikirim.

Meskipun secara kuantitas menurun, kualitas proposal penelitian dinilai Suwarto meningkat. Karena itu, komite seleksi meminta bantuan para ahli untuk menyeleksinya. Hasilnya, para pemenang didominasi peserta dari Pulau Jawa, terutama Jakarta dan sekitarnya.

Ketua Yayasan ITSF Dr Soefjan Tasuri menegaskan, tidak ada diskriminasi atau subyektivitas penyeleksian. (GSA)

6 komentar:

Sucipto mengatakan...

wah hebat nih bu banyak prestasi nya.
mampir yah ke blog saya
http://multimediaedukasi.blogspot.com/

prestasiherfen.blogger.com mengatakan...

Trimakasih ...
Aku sudah mampir ke blog anda.
blog ini merupakan sarana pembelajaran dan komunikasi ku dengan murid-muridku
syukur-syukur kalo membawa manfaat bagi orang banyak

Anonim mengatakan...

Telat sekali tapi selamat ya bu.

Anonim mengatakan...

mohon penjelasan...antara Alium sativum & Alium cepa dengan Canabis sativa & Oryza sativa, kekerabatannya lebih dekat mana..terima kasih...

prestasiherfen.blogger.com mengatakan...

Alium sativum (bawang putih)--> monokotil, Alium cepa (bawang merah) --> monokotil, termasuk dalam satu genus Alium, banyak persamaan antara keduanya.
Canabis sativa (ganja)--> dikotil Oryza sativa (padi)--> monokotil.
Kekerabatan yang lebih dekat berarti antara bawang merah dan bawang putih --> lihat banyak kemiripan

Indayana Febriani mengatakan...

Luar biasa ibu