07 Juni 2011

Sistem Reproduksi pada Pria

Organ dari sistem reproduksi laki-laki mempunyai fungsi sebagai berikut:
• Untuk menghasilkan, menjaga, dan transportasi sperma (sel reproduksi laki-laki) dan cairan pelindung (semen)
• Untuk mengantarkan semen yang mengandung sperma ke dalam alat genital wanita
• Untuk memproduksi dan sekresi hormon seks pria

Anatomi reproduksi laki-laki termasuk dalam struktur internal dan eksternal.
Apa saja struktur reproduksi eksternal?
Sebagian besar sistem reproduksi laki-laki terletak di luar tubuh manusia. Struktur eksternalnya meliputi penis, skrotum, dan testis.



Penis
Penis adalah organ pada pria untuk melakukan hubungan seksual dan memiliki tiga bagian:
1. akar, yang melekat pada dinding perut.
2. Bagian badan atau batang.
3. Glans, merupakan ujung penis yang berbentuk seperti kerucut.
....Glans, atau disebut juga dengan kepala penis, ditutupi dengan lapisan kulit longgar yang disebut kulup. (Kulit ini kadang-kandang dibuang dalam proses sunat.)
Ujung dari saluran uretra, saluran yang mengangkut semen dan urin, berada pada ujung glans. Pada penis juga terdapat sejumlah ujung syaraf yang sensitif.

Bagian badan penis berbentuk silinder dan terdiri dari tiga bilik. Bilik-bilik ini terdiri dari jaringan khusus seperti spons yang bernama jaringan erektil. Jaringan ini berisi ribuan ruang besar dan dapat diisi dengan darah ketika laki-laki tersebut terangsang secara seksual. Apabila penis terisi dengan darah, ia menjadi kaku dan tegak, yang memungkinkan untuk penetrasi selama hubungan seksual. Kulit penis longgar dan elastis yang memungkinkan perubahan ukuran penis saat ereksi.
Semen, yang mengandung sperma, dikeluarkan (ejakulasi) melalui ujung penis ketika laki-laki tersebut mencapai klimaks seksual (orgasme). Ketika penis ereksi, aliran urin diblokir dari saluran uretra sehingga hanya semen yang keluar pada saat orgasme/ejakulasi.

Skrotum
Skrotum adalah kulit berbentuk kantong-kantong longgar yang menggantung di belakang penis dan berisi buah zakar (atau disebut juga testis), serta banyak syaraf dan pembuluh darah. Skrotum berfungsi untuk melindungi dan pengatur suhu testis. Untuk perkembangan sperma secara normal, testis harus berada pada suhu sedikit lebih rendah dari suhu tubuh. Dengan otot khusus pada dinding skrotum yang dapat berkontraksi dan relaksasi. Saat berkontraksi, skrotum dapat mendekatkan testis ke tubuh sehingga menjadi hangat dan sebaliknya saat berelaksasi testis akan menjauh dari tubuh untuk menurunkan suhunya.

Buah Zakar (Testis)
Testis adalah organ berbentuk oval dan berukuran sebesar buah zaitun yang terletak pada skrotum. Kebanyakan pria memiliki dua testis. Testis bertanggung jawab dalam pembuatan hormon testosteron, hormon seks pria yang utama, dan untuk menghasilkan sperma. Dalam testis terdapat gulungan saluran yang disebut dengan tubulus seminiferus. Tubulus ini memproduksi sel-sel sperma melalui proses spermatogenesis.

Epididimis
Epididimis merupakan saluran panjang dan bergulung dan melekat pada bagian belakang testis. Epididimis berfungsi dalam pengangkutan dan penyimpanan sel sperma yang diproduksi oleh testis. Kemudian, epididimis juga bertugas untuk maturasi atau pendewasaan sel sperma, karena sel sperma yang belum dewasa tidak dapat melakukan fertilisasi. Saat terjadi rangsangan seksual, terjadi kontraksi pada epididimis yang membawa sel sperma ke vas deferens.
Apa saja organ reproduksi internal?
Organ internal dari sistem reproduksi laki-laki yang juga disebut dengan organ aksesori, terdiri dari:

Vas Deferens
Vas Deferens adalah saluran berotot yang menghubungkan antara epididimis dengan vesikula seminalis yang terletak di belakang kandung kemih. Vas deferens mengangkut sperma matang ke uretra untuk persiapan ejakulasi.

Saluran Ejakulasi
Dibentuk dari gabungan antara vas deferens dan vesikula seminalis. Saluran ini berakhir di uretra.

Uretra
Uretra adalah saluran yang membawa urin deri kandung kemih ke luar tubuh. Pada laki-laki, ia mempunyai fungsi tambahan untuk mengeluarkan (ejakulasi) semen ketika pria mencapai orgasme. Ketika penis ereksi, aliran urin diblokir dari saluran uretra sehingga hanya semen yang keluar pada saat orgasme/ejakulasi.

Vesikula Seminalis
Vesikula Seminalis adalah kantong yang menempel pada kandung kemih. Vesikula Seminalis menghasilkan cairan kaya gula (fruktosa) yang berfungsi untuk memberi makan sperma dan membantu dalam mobilitas sperma (kemampuan untuk bergerak). Cairan dari vesikula seminalis memberikan kontribusi terbanyak dalam menambah volume semen pada pria.

Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat adalah kelenjar berbentuk seperti kacang walnut yang erletak dibawah kandung kemih dan dekat dengan rektum. Kelenjar prostat memberikan kontribusi cairan tambahan untuk ejakulasi. Cairan prostat juga membantu memelihara sperma.

Kelenjar Cowperi
Kelenjar bulbouretral, atau kelenjar cowper adalah kelenjar berbentuk seperti kacang Pea dan terletak tepat di bawah kelenjar prostat. Kelenjar ini menghasilkan cairan yang licin dan bening dan bermuara pada uretra. Cairan ini berfungsi untuk melumasi uretra dan menetralisir keasaman yang terjadi akibat sisa-sisa urin dalam saluran uretra.

Bagaimana fungsi sistem reproduksi laki-laki?
Sistem reproduksi laki-laki secara keseluruhan bergantung pada hormon, yang merangsang atau mengatur aktivitas sel-sel atau organ. Hormon-hormon utama yang terlibat dalam fungsi sistem reproduksi laki-laki adalah follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH) dan testosteron.
FSH dan LH diproduksi oleh kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak. FSH diperlukan untuk memproduksi sperma (spermatogenesis), dan LH merangsang produksi testosteron, yang diperlukan untuk melanjutkan proses spermatogenesis. Testosteron juga penting dalam pengembangan karakteristik pria, termasuk massa dan kekuatan otot, distribusi lemak, massa tulang dan dorongan / hasrat seks.

Apakah seorang pria dapat mengalami “Menopause” ?
Menopause adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan akhir dari fungsi normal menstruasi wanita. Seorang wanita menopause ditandai dengan perubahan dalam produksi hormon. Tetapi testis tidak seperti ovarium yang bisa kehilangan kemampuan untuk membuat hormonnya. Seorang pria yang sehat masih dapat memproduksi spermanya pada usia 80 tahun atau lebih.
Di sisi lain, perubahan secara perlahan-lahan pada fungsi testis dapat terjadi pada usia 45 sampai 50 tahun, dan perubahan drastis terjadi ketika memasuki usia 70 tahun. Kebanyakan pria, produksi hormonnya bisa tetap normal meskipun menginjak usia tua. Sedangkan sisanya mengalami penurunan akibat penyakit seperti diabetes.
Selain itu penurunan fungsi testis yang menyebabkan gejala kelelahan, depresi, atau impotensi masih belum jelas kaitannya.

Bisakah “Menopause” pada pria disembuhkan?
Jika kadar hormon testosteron dalam darah rendah, terapi dengan injeksi hormon dapat meringankan gejala seperti kehilangan gairah seks, depresi, dan kelelahan. Namun, hal tersebut dapat memperparah kanker prostat dan aterosklerosis (pengerasan pada arteri).
Sebelum memulai terapi penambahan hormon, seorang peria harus menjalani pemeriksaan fisik lengkap dan uji laboratorium terlebih dahulu. Tetapi manfaat dari terapi ini untuk pria muda masih meninggalkan tanda tanya.

Tidak ada komentar: