Sejak dipopulerkan oleh Darwin satu setengah abad yang lalu, konsep evolusi telah berkembang menjadi konsep yang kompleks. Sebagai salah satu pemikiran yang paling mengguncang dunia, gagasan tentang evolusi
mendapat tantangan hebat, di samping penganut yang kuat. Namun
bagaimanapun juga, pemahaman yang benar mengenai apa yang dimaksud
dengan evolusi, dan beberapa istilah serta konsep
yang terkait, perlu sekali dimiliki oleh siapa saja sebelum ia
memutuskan untuk mengikuti atau menentangnya.
Evolusi sebagai Fakta
Secara umum istilah ‘evolusi’ bermakna :
- A gradual process in which something changes into a different and usually more complex or better form2.
- Perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan (sedikit demi sedikit)”3.
Dalam konteks biologi, evolusi dimaksudkan sebagai ‘evolusi makhluk hidup, evolusi biologis, atau evolusi organik’ untuk menyatakan bahwa yang mengalami perubahan itu adalah makhluk hidup. Jadi, pada intinya dalam kata ‘evolusi’ terkandung makna proses perubahan. Dengan demikian, evolusi adalah peristiwa atau kejadian.
Apakah kejadian atau peristiwa itu memang benar-benar terjadi? Untuk itu diperlukan bukti. Begitu pula dengan evolusi. Jika evolusi (proses perubahan) itu memang terjadi, apa buktinya? Dikemukakanlah bukti-bukti evolusi yang pada dasarnya ingin menunjukkan bahwa perubahan itu memang benar-benar terjadi.
Peristiwa evolusi tidak dapat diamati secara langsung. Apa yang dikatakan sebagai ‘bukti evolusi’
selama ini sebenarnya hanyalah bukti inferensian. Dalam hal ini, ada
sejumlah gejala atau fakta dianggap dapat membuktikan adanya evolusi karena hanya dapat dijelaskan dengan memuaskan berdasarkan konsep evolusi.
Sudah barang tentu pembuktian seperti itu bersifat tentatif. Suatu
penjelasan untuk sementara dianggap benar selama belum ada penjelasan
lain yang lebih mampu menjelaskan suatu gejala secara lebih memuaskan.
Evolusi sebagai Teori
Teori adalah “Systematically
organized knowledge applicable in a relatively wide variety of
circumstances, especially a system of assumptions, accepted
principles, and rules of procedure devised to analyze, predict, or
otherwise explain the nature or behavior of a specified set of
phenomena”4. Jika fenomenanya adalah gravitasi, teori
yang dipergunakan untuk menjelaskannya disebut teori gravitasi. Begitu
pula, teori untuk menjelaskan kejadian perubahan makhluk hidup (evolusi) dikenal sebagai ‘teori evolusi’.
Jadi, teori evolusi dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana evolusi itu terjadi (mekanisme evolusi). Bisa terjadi ada beberapa penjelasan yang diberikan mengenai suatu fenomena. Mengenai evolusi, pada abad ke-19 Lamarck memberikan penjelasan bagaimana evolusi itu terjadi, yang dikenal sebagai teori evolusi Lamarck atau teori Lamarck.
Penjelasan yang diberikan oleh Lamarck itu kemudian dianggap tidak
benar karena ada penjelasan lain yang dipandang lebih memuaskan,
terutama yang diberikan oleh Darwin dan dikenal sebagai teori evolusi Darwin atau teori Darwin.
Selain sebagai penjelasan tentang evolusi, teori evolusi
bisa juga dimaksudkan sebagai teori yang menyatakan bahwa ada ada
kekerabatan di antara organisme (Panchen, 1992) atau ada perubahan dan
diversifikasi makhluk hidup. Dalam hal ini teori evolusi merupakan penjelasan terhadap berbagai fenomena yang kemudian ditunjuk sebagai bukti evolusi.
Darwin dan Evolusi
Ada dua macam sumbangsih Darwin yang berkaitan dengan evolusi. Yang pertama adalah ia menyajikan sejumlah besar fakta sebagai bukti evolusi. Yang kedua, ia memberikan penjelasan mengenai mekanisme evolusi, yang dikenal sebagai teori Darwin.
Mayr5 membedah paradigma evolusioner Darwin menjadi lima teori utama yang menjadi dasar dari pemikiran tentang evolusi:
- Evolusi itu sendiri. Teori ini menyatakan bahwa dunia tidaklah konstan atau baru saja tercipta dan tidak pula bersiklus (melingkar), melainkan terus berubah, dan bahwa organisme mengalami transformasi (perubahan) dalam perjalanan waktu.
- Asal usul yang sama (common descent). Teori ini menyatakan bahwa setiap kelompok organisme diturunkan (berasal) dari moyang yang sama, dan bahwa semua kelompok organisme akhirnya dirunut balik ke satu asal kehidupan di bumi.
- Perbanyakan spesies. Teori ini menjelaskan tentang asal mula keanekaragaman makhluk hidup yang amat besar, melalui perpecahan menjadi spesies-spesies anak ataupun ‘pertunasan’, yaitu terbentuknya populasi pendiri yang terisolasi geografis dan akhirnya berkembang menjadi spesies baru.
- Gradualisme. Menurut teori ini perubahan evolusioner terjadi melalui perubahan populasi secara bertahap, bukan dengan dihasilkannya individu baru secara mendadak yang merupakan tipe baru.
- Seleksi alami (Natural Selection). Menurut teori ini perubahan evolusioner tercapai melalui produksi berlimpah variasi di setiap generasi. Sedikit individu yang bertahan hidup, berkat karakter-karakter terwariskan yang lebih adaptif, menurunkan generasi selanjutnya.
Inti dari teori evolusi Darwin adalah bahwa evolusi terjadi melalui seleksi alami. Gagasannya itu lahir melalui penalaran induktif dan deduktif. Prosesnya diikhtisarkan sbb6.
-
- Pengamatan 1: Kecenderungan populasi untuk bertambah besar, dengan
peningkatan secara geometrik, karena potensi reproduksi organisme
yang sangat tinggi.
-
- Pengamatan 2: Kenyataannya, jumlah individu dalam populasi kurang lebih konstan.
-
- Kesimpulan 1 : Adanya ‘struggle for existence’ alias ‘struggle for survival’
-
- Pengamatan 3 : Organisme bervariasi.
-
- Kesimpulan 2 : Adanya ‘natural selection’ alias ‘survival of the fittest’.
Mengenai variasi, Darwin menekankan pentingnya variasi yang terwariskan dengan mengatakan “… any variation which is not inherited is unimportant for us7.”. Kemudian, mengenai seleksi alami Darwin sejak semula mengemukakan bahwa “… natural selection has been the main, but not the exclusive, means of modification.”8
Kelemahan paling serius dari penjelasan
Darwin berpangkal dari ketidaktahuannya tentang hereditas (pewarisan
sifat). Teori yang diajukannya mengenai pewarisan sifat ini terbukti
sama sekali keliru.
Sintesis Modern
Umumnya biologiwan sekarang mengakui bahwa evolusi
adalah fakta. Karena itu, istilah ‘teori’ dalam hal ini dipandang
tidak cocok lagi, kecuali untuk menyebut berbagai model yang mencoba
menjelaskan bagaimana evolusi itu berlangsung. Diskusi panjang lebar di kalangan biologiwan sekarang hanya mengenai mekanismenya.
Sejak abad ke-20 genetika dan biologi populasi menyisip ke dalam kajian evolusi. Teori Darwin tentang seleksi alami tidak lagi dipandang sebagai teori terbaik tentang mekanisme evolusi. Gagasan sekarang tentang evolusi biasanya disebut sebagai Modern Synthesis (Sintesis Modern) yang mencakup mekanisme selain seleksi alami. Evolusi menjadi didefinisikan sebagai perubahan komposisi genetik (frekuensi alel di dalam kumpulan gen) suatu populasi dari generasi ke generasi. Ketika biologiwan berkata ia telah mengamati evolusi,
maksudnya ia telah mendeteksi adanya perubahan dalam frekuensi gen di
dalam suatu populasi. Sering adanya perubahan frekuensi gen itu
diinferensikan dari perubahan fenotipe yang dapat diwariskan (Moran,
1997b).
Futuyma (1986) menguraikan prinsip utama Sintesis Modern sebagai berikut.
- Populasi mengandung variasi genetik yang muncul melalui mutasi acak (artinya tidak terarah secara adaptif) dan rekombinasi.
- Populasi berevolusi dengan perubahan-perubahan dalam frekuensi gen akibat random genetic drift, gene flow, dan khususnya seleksi alami.
- Sebagian besar varian genetik mempunyai pengaruh fenotipe yang kecil sehingga perubahan fenotipe terjadi bertahap.
- Diversifikasi terjadi melalui spesiasi, yang normalnya melibatkan berkembangnya secara bertahap isolasi reproduksi di antara populasi-populasi.
- Proses-proses tersebut, yang terus berlangsung dengan cukup lama, membuahkan perubahan-perubahan yang cukup besar untuk membenarkan ditetapkannya taraf-taraf taksonomik yang lebih tinggi (genus, famili, dst.)
Ada dua macam evolusi:
mikroevolusi dan makroevolusi. Perubahan di dalam populasi, yang
hanya berupa perubahan frekuensi alel, disebut mikroevolusi. Perubahan
yang lebih besar, misalnya yang menyebabkan terbentuknya spesies baru,
disebut makroevolusi. Sebagian evolusionis berpendapat bahwa
makroevolusi hanyalah kumpulan mikroevolusi. Sebagian lagi berpendapat
bahwa mekanisme makroevolusi berbeda dari perubahan mikroevolusi. Punctuated equillibrium
adalah salah satu teori yang diajukan untuk menjelaskan mekanisme
makroevolusi berdasarkan pola yang terekam dalam catatan fosil.
Seleksi Alami
Seleksi alami dipandang sebagai proses
yang mengubah frekuensi gen di dalam populasi. Colby (1997)
mendefinisikan seleksi alami sebagai keberhasilan reproduksi yang
berlainan di antara kelompok-kelompok varian genetik di dalam kumpulan
gen (gene pool). Endler (1992) mendeskripsikan seleksi alami sebagai proses yang terjadi jika populasi memiliki 3 kondisi:
- Variasi di antara individu-individu dalam hal suatu sifat tertentu (variasi fenotip)
- Hubungan yang konsisten antara sifat itu dengan kemampuan reproduksi dan kelangsungan hidup (variasi fitness)
- Hubungan yang konsisten, untuk sifat itu, antara tetua dan keturunannya; hubungan itu setidaknya secara parsial tidak tergantung pada efek lingkungan (pewarisan sifat)
Apabila ketiga kondisi itu terpenuhi, satu atau dua hal berikut akan terjadi:
- Distribusi frekuensi sifat itu akan berbeda di antara kelompok-kelompok umur atau tahap-tahap sejarah-hidup, dan perbedaan itu tidak sesuai dengan yang diramalkan berdasarkan ontogeni (pertumbuhan dan perkembangan).
- Apabila populasi tidak dalam keadaan setimbang, distribusi sifat itu di dalam semua keturunan dalam populasi akan berbeda dari distribusinya di dalam semua tetua, tidak sesuai dengan yang diramalkan berdasarkan kondisi (a) dan (c) saja.
Kondisi (a), (b), dan (c) mencakup semua aspek biologi, dan proses (hasil 1 dan 2) murni berasal dari peluang dan statistika.
Seleksi alami dapat dipecah menjadi
banyak komponen. Beberapa di antaranya adalah kelangsungan hidup dan
dayatarik seksual. Seleksi seksual adalah seleksi alami yang bekerja
pada faktor-faktor yang berperan terhadap keberhasilan organisme untuk
kawin.
Genetic Drift
Genetic drift adalah perubahan
secara kebetulan dalam frekuensi alel suatu kumpulan gen. Meski bisa
terjadi pada populasi besar maupun kecil, peristiwa ini terutama
terjadi pada populasi yang kecil. Sebagai mekanisme evolusi, genetic drift
dipandang setara dengan seleksi alami, malah bisa lebih penting. Mana
sebenarnya yang lebih penting di antara keduanya masih diperdebatkan,
tetapi setidaknya sebagian tergantung pada ukuran populasi. Di populasi
kecil, drift bisa jauh lebih berperan. Bottleneck effect dan founder effect adalah dua contoh dari proses stokastik tersebut. Sebagai proses acak, genetic drift tidak akan memberikan hasil yang sama pada populasi yang berlainan (Mader, 2001).
Mutasi
Mutasi merupakan bahan mentah evolusi.
Peran pentingnya adalah untuk menghasilkan variasi. Mutasi pada
dasarnya merupakan kekeliruan dalam penyalinan DNA. Macamnya berupa
perubahan kode genetik, penyisipan atau hilangnya suatu gen, dan
inversi atau duplikasi gen atau bagian gen. Kebanyakan mutasi dipandang
netral dari sudut pandang fitness. Banyak mutasi yang tidak
segera memperlihatkan efek pada fenotipe, sehingga tidak terdeteksi.
Akan tetapi, kalau mutasi itu sampai menimbulkan efek pada fenotipe,
biasanya efeknya merugikan. Hanya sedikit sekali mutasi yang
menguntungkan. Nilai adaptif mutasi sepenuhnya tergantung pada kondisi
lingkungan.
Sekali alel bermutasi, kombinasi
alel-alel tertentu bisa lebih adaptif dari kombinasi yang lain pada
kondisi lingkungan tertentu. Fenotipe yang paling cocok baru muncul
apabila alel-alel yang tepat dikelompokkan oleh peristiwa rekombinasi.
Gene Flow/Migration
Migrasi gen adalah pergerakan alel di
antara populasi-populasi melalui perkawinan individu antarpopulasi.
Individu baru yang masuk ke suatu populasi, lalu kawin di populasi itu,
bisa membawa alel baru ke kumpulan gen populasi itu. Dengan demikian,
variasi di dalam populasi itu meningkat.
Penutup
Evolusi, teori evolusi, dan teori Darwin adalah tiga hal yang berbeda meskipun berkaitan sangat erat. Evolusi dapat dipandang sebagai fakta dan sebagai teori. Sebagai fakta, evolusi adalah perubahan. Teori evolusi menjelaskan mekanisme perubahan itu. Teori Darwin hanyalah salah satu dari beberapa teori evolusi yang pernah diajukan, dan sekarang telah banyak mengalami penyempurnaan. Menentang teori Darwin belum tentu menentang teori evolusi karena bisa juga berarti mengajukan teori evolusi lain yang lebih baik dari teori evolusi Darwin. Menentang teori evolusi
seyogyanya dilakukan dengan memberikan penjelasan (teori) lain yang
lebih dapat diterima mengenai berbagai fakta yang selama ini diyakini
sebagai bukti evolusi atau fakta yang selama ini dapat dijelaskan berdasarkan konsep evolusi.
Daftar Pustaka
- Appleman, P. (editor). 1970. Darwin. W.W. Norton & Company. New York.
- Colby, C. 1997. Introduction to Evolutionary Biology. Talk. Origins. Archive.
- Endler, J.A. 1992. Natural Selection: Current Usages. Dalam E.F. Keller dan E.A. Lloyd (editor). Keywords in Evolutionary Biology. Harvard University Press. Cambridge.
- Futuyma, D.J. 1986. Evolutionary Biology. Second edition. Sinauer Associates.
- Hanes, J. 1997. What is Darwinism?. Talk. Origins. Archive.
- Mader, S.S. 2001. Biology. Seventh edition. McGraw-Hill. Boston.
- Moran, L. 1997a. The Modern Synthesis of Genetics and Evolution. Talk. Origins. Archive.
- Moran, L. 1997b. What is Evolution?. Talk. Origins. Archive.
- Moran, L. 1997c. Random Genetic Drift. Talk. Origins. Archive.
- Moran, L. 1997d. Evolution is a Fact and a Theory. Talk. Origins. Archive.