Escherichia coli (E. coli) adalah organisme yang menginfeksi paling
populer dalam kelompok bakteri gram negatif dikenal sebagai enterobacteriaceae.
Bakteri yang terdapat di usus besar (colon) manusia ditemukan pada tahun 1885
oleh seorang bakteriolog Jerman bernama Theodore Escherich. Dr. Escherich juga
menunjukkan bahwa beberapa strain bakteri
bertanggung jawab pada diare dan gastroenteritis, sebuah penemuan
kesehatan masyarakat yang penting. Awalnya bakteri ini dikenal dengan nama
Bakteri coli, namun kemudian nama tersebut diubah menjadi Escherichia coli untuk menghormati penemunya Theodore Escherich.
E. coli sering dignakan sebagai
media sangat baik untuk mempelajari organisme yang hidup bebas. Lebih dari 700
serotipe E. Coli telah teridentifikasi saat ini. Antigen tipe "O" dan
"H" serta flagela, membedakan antara serotipe bakteri satu dengan
serotip bakteri lainnya. Hal ini penting untuk diingat bahwa sebagian besar
jenis E. coli tidak menyebabkan penyakit pada manusia. Memang benar, ada
beberapa E. coli yang bermanfaat sementara beberapa bakteri E. coli lainnya penyebab
infeksi saluran pencernaan seperti infeksi saluran kemih.
Gambar 1 : a. E. Coli O157:H7 dan b. non-O157
E. COLI O157:H7
E. coli O157: H7 adalah salah satu dari ribuan
serotipe Escherichia coli. Pengujian untuk membedakan E. coli O157 dengan E.
coli lainnya disebut serotiping test. Sebuah teknik yang disebut multilocus
varibel number of tandem repeat analysis (MLVA) digunakan untuk menentukan
klasifikasi yang tepat dari bakteri, ketika sulit untuk membedakan antara isolat
yang sangat mirip pola PFGE (Pulsed-field gel electrophoresis). PFGE adalah
sejenis genetik fingerprinting yang digunakan untuk membandingkan bakteri
E.coli O157:H7 dengan isolat lain. E. coli O157: H7 pertama kali dikenali sebagai
patogen pada tahun 1982, ketika dilakukan penelitian ketika terjadi wabah
hemorrhagic colitis (wasir pada colon yang disebabkan E.coli) terkait dengan
konsumsi hamburger dari restoran cepat saji.
Gambar 2 :
Selain toksin
shiga, bakteri coli O157: H7 juga menghasilkan faktor virulensi yang membantu
penempelan dan kolonisasi bakteri di dinding usus dan yang dapat melisiskan
(menghancurkan) sel darah merah dan membebaskan besi untuk mendukung
metabolisme coli.
E. coli O157:H7
berevolusi menjadi E. coli serotipe O55: H7, yang menyebabkan diare
non-berdarah. Bakteri E. coli O157: H7 merupakan organisme tanpa henti
berevolusi, mengalami bermutasi
berkelanjutan dan menghasilkan karakteristik baru dari hasil mutasi yang
dilakukannya, termasuk faktor virulensi yang membuat munculnya varian baru yang
lebih berbahaya. kemungkinan munculnya bakteri patogen merupakan ancaman yang
signifikan terhadap kesehatan masyarakat.
Meskipun makanan yang berasal dari sapi adalah penyebab utama dari kedua wabah
dan kasus penyebaran E. Coli O157: H7, namun sejak tahun 1991 semanggi dan
kecambah lobak, selada, dan bayam juga diketahui sebagai media penyebaran
bakteri E.coli O157:H7. Media penyebaran lainnya adalah yogurt, daging asap
kering, mayones, susu mentah yang tidak di pasteurisasi, dan hazelnut.
E. Coli Non-O157 STEC
Escherichia
coli (E. coli) bakteri dikelompokkan berdasarkan antigen O dan antigen H (misalnya E. coli O157: H7,
E. coli O26: H11) dan dikategorikan sebagai bakteri yang menghasilkan toksin
Shiga. Selama bertahun-tahun, wabah STEC selalu dikaitkan dengan STEC O157. Ternyata
wabah STEC tersebut disebabkan juga oleh bakteri E.coli non-O157. Bakteri ini
juga menghasilkan toksin shiga, yang penyebarannya dari orang ke orang. Wabah
keracunan makanan yang disebabkan oleh E.coli non-157 STEC mengenai lebih 4.000 orang dan menewaskan lebih dari 50
orang di Amerika Serikat.
SUMBER E. COLI
Dari mana
E.coli berasal? Sebagian besar E.coli O157:H7 hidup di usus sapi, tapi ada juga
yang hidup di usus ayam, rusa, domba, dan babi. Bakteri ini sulit diberantas
karena adaptasinya di rentang suhu 44 oF – 111 oF tahan
pada suhu dingin dan panas. Kebal terhadap kekeringan, dan tahan pada kondisi
lingkungan asam. Hal ini merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat yang mudah
menular dari orang satu ke orang yang lain.
INFEKSI DAN PENYEBARAN
E.COLI
Daging sapi dan
susu sapi merupakan medium pertumbuhan bakteri coli O157:H7 dan non O157 yang
baik untuk menghasilkan racun shiga. Produk susu dari sapi perah merupakan
bahan makanan yang potensial untuk terkontaminasi bakteri E.coli selain itu
daging sapi perah inipun ikut terkontaminasi bakteri ini.
GEJALA INFEKSI E.COLI
Apa saja tanda
dan gejala infeksi keracunan toksik shiga yang dihasilkan oleh E.coli? Kolitis
(radang pada kolon) disebabkan oleh Escherichia coli (E. coli) O157: H7 yang
ditandai dengan kejang pada perut, diare yang disertai darah dalam waktu 24
jam, dan kadang-kadang juga di ikuti dengan demam.
Periode
inkubasi dari awal paparan sampai munculnya gejala biasanya antara 3 – 4 hari,
dan paling cepat 1 hari. Infeksi ini menyerang berbagai usia, terutama
anak-anak.
E.coli menginfeksi tubuh manusia melalui
makanan yang telah terkontaminasi, dengan cepat berkembang biak dalam usus
besar kemudian menempel dengan erat pada dinding bagian dalam usus. Penempelan ini
mempermudah absorbsi toksik shiga ke dalam pembuluh darah kapiler kemudian
racun ini berikatan lemah dengan leukosit. Hal inilah yang menimbulkan radang (kolitis)
yang disebabkan oleh toksik shiga, yaitu kram pada perut, diare dan demam. infeksi
lebih lanjut menyebabkan feses semakin encer dan bercampur dengan darah segar
dan muntah-muntah. Infeksi coli dapat juga menyebabkan nekrosis usus (kematian
jaringan) dan kerusakan usus (wasir usus). infeksi coli menyebabkan gagal
ginjal akut pada bayi dan anak-anak.
KOMPLIKASI DARI
INFEKSI E.COLI : SINDROM UREMIK HEMOLITIK
Penyakit
komplikasi berbahaya yang disebabkan oleh bakteri E. Coli berupa sindrom uremik
hemolitik. Sindrom ini merupakan gangguan heterogen dengan gejala klinis yang
beragam, mulai dari anemia hemolitik mikroangiopati, trombositopeni dan gagal
ginjal akut. Pada fase akut merupakan penyakit yang serius dan memerlukan
penanganan yang intensif guna mencegah penderita terhindar dari bahaya kematian
atau kerusakan fungsi ginjal.
MENCEGAH INFEKSI E.COLI
Apa yang harus kita lakukan
untuk mecegah terinfeksi dari bakteri ini? Toksik shiga yang mudah menyebar
dari hewan ke manusi atau dari manusia ke manusia, oleh sebab itu kita harus
melindungi diri kita dengan cara:
1. Berhati-hati membeli produk makanan dan minuman olahan daging sapi ayau
susu sapi
2. Mencuci bersih semua sayuran, buah-buahan impor atau domestik. Untuk sayuran
yang yahan panas, sebaiknya dengan dipanaskan terlebih dahulu, untuk buah dan
sayuran lain sebelum dimakan sebaiknya direndam terlebih dahulu dalam air klor
selama 15 menit kemudian dicuci bersih sebelum dimakan
3. Peralatan yang digunakan seperti talenan sebaiknya dicuci bersih untuk
menghindari kontaminasi E.coli pada bahan makanan lain.
4. Jangan biarkan anak-anak mandi atau dimandikan oleh seseorang yang
terserang diare.
5. Jangan biarkan tangan anak-anak untuk menyentuh hewan peliharaan, atau
bersihkan tangan setelah menyentuh hewan peliharaan
6. Gunakan sarung tangan sekali pakai, untuk mengganti popok anak yang
mengalami diare. Atau mencuci tangan bersih-bersih setelah mengganti popok
Hindari minum air yang belum di
sterilisasi dengan klor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar