Blog ini berisi beberapa catatan tentang aktivitas ku sebagai guru, sharing beberapa karya tulis dan informasi mengenai Biologi.Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk memajukan pendidikan di Indonesia
Sejak dipopulerkan oleh Darwin satu setengah abad yang lalu, konsep evolusi telah berkembang menjadi konsep yang kompleks. Sebagai salah satu pemikiran yang paling mengguncang dunia, gagasan tentang evolusi
mendapat tantangan hebat, di samping penganut yang kuat. Namun
bagaimanapun juga, pemahaman yang benar mengenai apa yang dimaksud
dengan evolusi, dan beberapa istilah serta konsep
yang terkait, perlu sekali dimiliki oleh siapa saja sebelum ia
memutuskan untuk mengikuti atau menentangnya.
Evolusi sebagai Fakta
Secara umum istilah ‘evolusi’ bermakna :
A gradual process in which something changes into a different and usually more complex or better form2.
Perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan (sedikit demi sedikit)”3.
Dalam konteks biologi, evolusi dimaksudkan sebagai ‘evolusi makhluk hidup, evolusi biologis, atau evolusi organik’ untuk menyatakan bahwa yang mengalami perubahan itu adalah makhluk hidup. Jadi, pada intinya dalam kata ‘evolusi’ terkandung makna proses perubahan. Dengan demikian, evolusi adalah peristiwa atau kejadian.
Apakah kejadian atau peristiwa itu memang benar-benar terjadi? Untuk itu diperlukan bukti. Begitu pula dengan evolusi. Jika evolusi (proses perubahan) itu memang terjadi, apa buktinya? Dikemukakanlah bukti-bukti evolusi yang pada dasarnya ingin menunjukkan bahwa perubahan itu memang benar-benar terjadi.
Peristiwa evolusi tidak dapat diamati secara langsung. Apa yang dikatakan sebagai ‘bukti evolusi’
selama ini sebenarnya hanyalah bukti inferensian. Dalam hal ini, ada
sejumlah gejala atau fakta dianggap dapat membuktikan adanya evolusi karena hanya dapat dijelaskan dengan memuaskan berdasarkan konsep evolusi.
Sudah barang tentu pembuktian seperti itu bersifat tentatif. Suatu
penjelasan untuk sementara dianggap benar selama belum ada penjelasan
lain yang lebih mampu menjelaskan suatu gejala secara lebih memuaskan.
Evolusi sebagai Teori
Teori adalah “Systematically
organized knowledge applicable in a relatively wide variety of
circumstances, especially a system of assumptions, accepted
principles, and rules of procedure devised to analyze, predict, or
otherwise explain the nature or behavior of a specified set of
phenomena”4. Jika fenomenanya adalah gravitasi, teori
yang dipergunakan untuk menjelaskannya disebut teori gravitasi. Begitu
pula, teori untuk menjelaskan kejadian perubahan makhluk hidup (evolusi) dikenal sebagai ‘teori evolusi’.
Jadi, teori evolusi dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana evolusi itu terjadi (mekanisme evolusi). Bisa terjadi ada beberapa penjelasan yang diberikan mengenai suatu fenomena. Mengenai evolusi, pada abad ke-19 Lamarck memberikan penjelasan bagaimana evolusi itu terjadi, yang dikenal sebagai teori evolusi Lamarck atau teori Lamarck.
Penjelasan yang diberikan oleh Lamarck itu kemudian dianggap tidak
benar karena ada penjelasan lain yang dipandang lebih memuaskan,
terutama yang diberikan oleh Darwin dan dikenal sebagai teori evolusi Darwin atau teori Darwin.
Selain sebagai penjelasan tentang evolusi, teori evolusi
bisa juga dimaksudkan sebagai teori yang menyatakan bahwa ada ada
kekerabatan di antara organisme (Panchen, 1992) atau ada perubahan dan
diversifikasi makhluk hidup. Dalam hal ini teori evolusi merupakan penjelasan terhadap berbagai fenomena yang kemudian ditunjuk sebagai bukti evolusi.
Darwin dan Evolusi
Ada dua macam sumbangsih Darwin yang berkaitan dengan evolusi. Yang pertama adalah ia menyajikan sejumlah besar fakta sebagai bukti evolusi. Yang kedua, ia memberikan penjelasan mengenai mekanisme evolusi, yang dikenal sebagai teori Darwin.
Mayr5 membedah paradigma evolusioner Darwin menjadi lima teori utama yang menjadi dasar dari pemikiran tentang evolusi:
Evolusi itu sendiri. Teori ini
menyatakan bahwa dunia tidaklah konstan atau baru saja tercipta dan
tidak pula bersiklus (melingkar), melainkan terus berubah, dan bahwa
organisme mengalami transformasi (perubahan) dalam perjalanan waktu.
Asal usul yang sama (common descent).
Teori ini menyatakan bahwa setiap kelompok organisme diturunkan
(berasal) dari moyang yang sama, dan bahwa semua kelompok organisme
akhirnya dirunut balik ke satu asal kehidupan di bumi.
Perbanyakan spesies. Teori ini menjelaskan
tentang asal mula keanekaragaman makhluk hidup yang amat besar,
melalui perpecahan menjadi spesies-spesies anak ataupun
‘pertunasan’, yaitu terbentuknya populasi pendiri yang terisolasi
geografis dan akhirnya berkembang menjadi spesies baru.
Gradualisme. Menurut teori ini perubahan
evolusioner terjadi melalui perubahan populasi secara bertahap,
bukan dengan dihasilkannya individu baru secara mendadak yang
merupakan tipe baru.
Seleksi alami (Natural Selection).
Menurut teori ini perubahan evolusioner tercapai melalui produksi
berlimpah variasi di setiap generasi. Sedikit individu yang bertahan
hidup, berkat karakter-karakter terwariskan yang lebih adaptif,
menurunkan generasi selanjutnya.
Inti dari teori evolusi Darwin adalah bahwa evolusi terjadi melalui seleksi alami. Gagasannya itu lahir melalui penalaran induktif dan deduktif. Prosesnya diikhtisarkan sbb6.
Pengamatan 1: Kecenderungan populasi untuk bertambah besar, dengan
peningkatan secara geometrik, karena potensi reproduksi organisme
yang sangat tinggi.
Pengamatan 2: Kenyataannya, jumlah individu dalam populasi kurang lebih konstan.
Kesimpulan 1 : Adanya ‘struggle for existence’ alias ‘struggle for survival’
Pengamatan 3 : Organisme bervariasi.
Kesimpulan 2 : Adanya ‘natural selection’ alias ‘survival of the fittest’.
Mengenai variasi, Darwin menekankan pentingnya variasi yang terwariskan dengan mengatakan “… any variation which is not inherited is unimportant for us7.”. Kemudian, mengenai seleksi alami Darwin sejak semula mengemukakan bahwa “… natural selection has been the main, but not the exclusive, means of modification.”8
Kelemahan paling serius dari penjelasan
Darwin berpangkal dari ketidaktahuannya tentang hereditas (pewarisan
sifat). Teori yang diajukannya mengenai pewarisan sifat ini terbukti
sama sekali keliru.
Sintesis Modern
Umumnya biologiwan sekarang mengakui bahwa evolusi
adalah fakta. Karena itu, istilah ‘teori’ dalam hal ini dipandang
tidak cocok lagi, kecuali untuk menyebut berbagai model yang mencoba
menjelaskan bagaimana evolusi itu berlangsung. Diskusi panjang lebar di kalangan biologiwan sekarang hanya mengenai mekanismenya.
Sejak abad ke-20 genetika dan biologi populasi menyisip ke dalam kajian evolusi. Teori Darwin tentang seleksi alami tidak lagi dipandang sebagai teori terbaik tentang mekanisme evolusi. Gagasan sekarang tentang evolusi biasanya disebut sebagai Modern Synthesis (Sintesis Modern) yang mencakup mekanisme selain seleksi alami. Evolusi menjadi didefinisikan sebagai perubahan komposisi genetik (frekuensi alel di dalam kumpulan gen) suatu populasi dari generasi ke generasi. Ketika biologiwan berkata ia telah mengamati evolusi,
maksudnya ia telah mendeteksi adanya perubahan dalam frekuensi gen di
dalam suatu populasi. Sering adanya perubahan frekuensi gen itu
diinferensikan dari perubahan fenotipe yang dapat diwariskan (Moran,
1997b).
Futuyma (1986) menguraikan prinsip utama Sintesis Modern sebagai berikut.
Populasi mengandung variasi genetik yang muncul melalui mutasi
acak (artinya tidak terarah secara adaptif) dan rekombinasi.
Populasi berevolusi dengan perubahan-perubahan dalam frekuensi gen akibat random genetic drift, gene flow, dan khususnya seleksi alami.
Sebagian besar varian genetik mempunyai pengaruh fenotipe yang kecil sehingga perubahan fenotipe terjadi bertahap.
Diversifikasi terjadi melalui spesiasi, yang normalnya melibatkan
berkembangnya secara bertahap isolasi reproduksi di antara
populasi-populasi.
Proses-proses tersebut, yang terus berlangsung dengan cukup lama,
membuahkan perubahan-perubahan yang cukup besar untuk membenarkan
ditetapkannya taraf-taraf taksonomik yang lebih tinggi (genus,
famili, dst.)
Ada dua macam evolusi:
mikroevolusi dan makroevolusi. Perubahan di dalam populasi, yang
hanya berupa perubahan frekuensi alel, disebut mikroevolusi. Perubahan
yang lebih besar, misalnya yang menyebabkan terbentuknya spesies baru,
disebut makroevolusi. Sebagian evolusionis berpendapat bahwa
makroevolusi hanyalah kumpulan mikroevolusi. Sebagian lagi berpendapat
bahwa mekanisme makroevolusi berbeda dari perubahan mikroevolusi. Punctuated equillibrium
adalah salah satu teori yang diajukan untuk menjelaskan mekanisme
makroevolusi berdasarkan pola yang terekam dalam catatan fosil.
Seleksi Alami
Seleksi alami dipandang sebagai proses
yang mengubah frekuensi gen di dalam populasi. Colby (1997)
mendefinisikan seleksi alami sebagai keberhasilan reproduksi yang
berlainan di antara kelompok-kelompok varian genetik di dalam kumpulan
gen (gene pool). Endler (1992) mendeskripsikan seleksi alami sebagai proses yang terjadi jika populasi memiliki 3 kondisi:
Variasi di antara individu-individu dalam hal suatu sifat tertentu (variasi fenotip)
Hubungan yang konsisten antara sifat itu dengan kemampuan reproduksi dan kelangsungan hidup (variasi fitness)
Hubungan yang konsisten, untuk sifat itu, antara tetua dan
keturunannya; hubungan itu setidaknya secara parsial tidak
tergantung pada efek lingkungan (pewarisan sifat)
Apabila ketiga kondisi itu terpenuhi, satu atau dua hal berikut akan terjadi:
Distribusi frekuensi sifat itu akan berbeda di antara
kelompok-kelompok umur atau tahap-tahap sejarah-hidup, dan perbedaan
itu tidak sesuai dengan yang diramalkan berdasarkan ontogeni
(pertumbuhan dan perkembangan).
Apabila populasi tidak dalam keadaan setimbang, distribusi sifat
itu di dalam semua keturunan dalam populasi akan berbeda dari
distribusinya di dalam semua tetua, tidak sesuai dengan yang
diramalkan berdasarkan kondisi (a) dan (c) saja.
Kondisi (a), (b), dan (c) mencakup semua aspek biologi, dan proses (hasil 1 dan 2) murni berasal dari peluang dan statistika.
Seleksi alami dapat dipecah menjadi
banyak komponen. Beberapa di antaranya adalah kelangsungan hidup dan
dayatarik seksual. Seleksi seksual adalah seleksi alami yang bekerja
pada faktor-faktor yang berperan terhadap keberhasilan organisme untuk
kawin.
Genetic Drift
Genetic drift adalah perubahan
secara kebetulan dalam frekuensi alel suatu kumpulan gen. Meski bisa
terjadi pada populasi besar maupun kecil, peristiwa ini terutama
terjadi pada populasi yang kecil. Sebagai mekanisme evolusi, genetic drift
dipandang setara dengan seleksi alami, malah bisa lebih penting. Mana
sebenarnya yang lebih penting di antara keduanya masih diperdebatkan,
tetapi setidaknya sebagian tergantung pada ukuran populasi. Di populasi
kecil, drift bisa jauh lebih berperan. Bottleneck effect dan founder effect adalah dua contoh dari proses stokastik tersebut. Sebagai proses acak, genetic drift tidak akan memberikan hasil yang sama pada populasi yang berlainan (Mader, 2001).
Mutasi
Mutasi merupakan bahan mentah evolusi.
Peran pentingnya adalah untuk menghasilkan variasi. Mutasi pada
dasarnya merupakan kekeliruan dalam penyalinan DNA. Macamnya berupa
perubahan kode genetik, penyisipan atau hilangnya suatu gen, dan
inversi atau duplikasi gen atau bagian gen. Kebanyakan mutasi dipandang
netral dari sudut pandang fitness. Banyak mutasi yang tidak
segera memperlihatkan efek pada fenotipe, sehingga tidak terdeteksi.
Akan tetapi, kalau mutasi itu sampai menimbulkan efek pada fenotipe,
biasanya efeknya merugikan. Hanya sedikit sekali mutasi yang
menguntungkan. Nilai adaptif mutasi sepenuhnya tergantung pada kondisi
lingkungan.
Sekali alel bermutasi, kombinasi
alel-alel tertentu bisa lebih adaptif dari kombinasi yang lain pada
kondisi lingkungan tertentu. Fenotipe yang paling cocok baru muncul
apabila alel-alel yang tepat dikelompokkan oleh peristiwa rekombinasi.
Gene Flow/Migration
Migrasi gen adalah pergerakan alel di
antara populasi-populasi melalui perkawinan individu antarpopulasi.
Individu baru yang masuk ke suatu populasi, lalu kawin di populasi itu,
bisa membawa alel baru ke kumpulan gen populasi itu. Dengan demikian,
variasi di dalam populasi itu meningkat.
Penutup
Evolusi, teori evolusi, dan teori Darwin adalah tiga hal yang berbeda meskipun berkaitan sangat erat. Evolusi dapat dipandang sebagai fakta dan sebagai teori. Sebagai fakta, evolusi adalah perubahan. Teori evolusi menjelaskan mekanisme perubahan itu. Teori Darwin hanyalah salah satu dari beberapa teori evolusi yang pernah diajukan, dan sekarang telah banyak mengalami penyempurnaan. Menentang teori Darwin belum tentu menentang teori evolusi karena bisa juga berarti mengajukan teori evolusi lain yang lebih baik dari teori evolusi Darwin. Menentang teori evolusi
seyogyanya dilakukan dengan memberikan penjelasan (teori) lain yang
lebih dapat diterima mengenai berbagai fakta yang selama ini diyakini
sebagai bukti evolusi atau fakta yang selama ini dapat dijelaskan berdasarkan konsep evolusi.
Daftar Pustaka
Appleman, P. (editor). 1970. Darwin. W.W. Norton & Company. New York.
Colby, C. 1997. Introduction to Evolutionary Biology. Talk. Origins. Archive.
Endler, J.A. 1992. Natural Selection: Current Usages. Dalam E.F. Keller dan E.A. Lloyd (editor). Keywords in Evolutionary Biology. Harvard University Press. Cambridge.
Futuyma, D.J. 1986. Evolutionary Biology. Second edition. Sinauer Associates.
Hanes, J. 1997. What is Darwinism?. Talk. Origins. Archive.
Pengertian : Proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah ampulla tuba fallpopii
Struktur sperma:
Gambar 1: Struktur spermatozoa
Gambar 2 : Struktur Oosit
Sebelum terjadi fertilisasi sperma mengalami beberapa proses penyesuaian agar dapat menembus ovum yaitu :
Mengalami kapasitasi, reaksi akrosom, dan reaksi kortikal
Kapasitasi:
masa penyesuaian biokimiawi dalam saluran reproduksi wanita di mana terjadi
pelepasan selubung glikoprotein dan protein-protein plasma semen yang membungkus akrosom yang berlangsung kira-kira 7 jam pada manusia. Tujuan Kapasitasi agar sperma lebih kuat mencapai ampula tuba falopii
Reaksi akrosoma: Sperma mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase dan tripsin agar bisa menembus lapisan Oosit/ovum.
Reaksi kortikal : granula kortikal merupakan sel-sel granulose yang berada disekitar oosit pecah dan mengeluarkan dairan yang berfungsi melapisi oosit, sehingga menghalangi sperma lain untuk masuk ke dalam oosit
gambar 3 : proses kapasitasi
Tahapam Fertilisasi
Tahap 1: penembusan Cumulus Ooforus
Tahap 2: penembusan Corona Radiata
Tahap 3: penembusan zona pelusida
Tahap 4: fusi oosit dan membran plasma
Tahap 5: senggami ( penggabungan pronukleus wanita dengan pronukleus pria)
Penembusan Cumulus Ooforus dan Corona Radiata
Gambar 4 : Cumulus oophorus
Dari 200 – 300 juta spermatozoa yang dikeluarkan ketika ejakulasi hanya 300 – 500 yang mencapai tempat pembuahan, dan hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan.
Sperma lain membantu agar dapat menembus sawar-sawar yang melindungi gamet wanita
Dari akrosom (tudung kepala) sperma dikeluarkan enzim-enzim secara berurutan: Hyalurunidase, Corona penetrating enzim (CPE) dan terakhir akrosin untuk menembus zona pelusida.
PENEMBUSAN ZONA PELUSIDA
Zona
pellusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang
mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom.
Permeabilitas zona berubah ketika kepala sperma menyentuhpermukaanoosityangmenyebabkanpembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang melapisi membran plasma oosit.
Enzim-enzim ini membuat reaksi zona untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat-tempat reseptor spermatozoa.
FUSI OOSIT DAN MEMBRAN SEL SPERMA
Penyatuan antara selaput oosit dan selaput yang melindungi bagian belakang sperma.
Pada manusia hanya kepala sperma saja yang masuk, bagian leher dan ekor tetap di luar oosit.
Reaksi oosit: reaksi kortikal dan zona, melanjutkan pembelahan meiosis 2, penggiatan metabolik sel telur
Kepala sperma membesar dan inti sel membentuk pronukleus pria. a) Inti sel ovum membentuk pronukleus wanita b) Kedua pronukleus berfusi
Dalam proses ini akhirnya kedua pronukleus bersatu dan membentuk zigot
yang terdiri atas bahan genetic dari wanita dan pria. Dalam beberapa jam
setelah konsepsi, mulailah terjadi proses pembelahan zigot. Segera
setelah pembelahan sel terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya
akan berjalan dengan lancer akhirnya dalam waktu tiga hari terbentuk
suatu kelompok sel-sel yang sama besarnya, disebut morulla. Proses selanjutnya adalah perubahan morulla menjadi blastula. Hasil konsepsi tiba ke dalam kavum uteri pada tingkat blastula
DETAIL
Perkembangan setiap individu dimulai dengan fertilisasi, yaitu saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma.
Sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulose yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata.
Kemudian sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata yang berupa glikoprotein yaitu zona pelusida.
Sperma
dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder
menghasilkan enzim dan senyawa tertentu sehingga terjadi aktivitas yang
saling mendukung.
Pada sperma bagian akrosom mengeluarkan :
hialuronidase, enzim yang dapat melarutkan senyawa hilarunoid yang terdapat pada lapisan korona radiata,
akrosin, protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida dan
antifertilizin, antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
Selain sperma, oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu.
Senyawa tersebut adalah fertilizin, yang tersusun atas glikoprotein yang berfungsi
mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat
menarik sperma secara kemostaksis positif, dan
mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.
Pada
saat sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian
korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan
zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya
Segera setelah sperma memasuki nukleus pada kepala sperma akan membesar.Sebaliknya ekor sperma akan berdegenerasi .Kemudian
inti sperma yang mengandung 23 kromosom dengan ovum yang mengandung 23
kromosom akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom atau
46 kromosom
Gambar 5 : proses perkembangan zigot dalam tuba valopii sampai proses implantasi dalam uterus
Zigot selanjutnya akan ditanam pada endometrium uterus.
Dalam perjalanannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis secara berkali-kali.
Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya dengan bentuk seperti arbei yang disebut tahap morulla.
Morulla akan terus membelah sampai terbentuk blastosit.
Tahap ini disebut blastula dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel.
Sel-sel dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio atau embrioblas.
Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ectoderm) dan lapisan dalam (endoderm).
Permukaan ectoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah (mesoderm).Selanjutnya ketig lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada minggu keempat sampai kedelapan.
Ectoderm akanmembentuk system saraf, mata, kulit, rambut, kuku dan hidung.
Mesoderm akan membentuk tulang otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar kelamin.
Endoderm akan membentuk organ-organ pencernaan dan pernafasan.
Sementara
massa sel dalam yang menjadi embrio, lapisan sel yang di luar akan
membentuk dua membran janin yaitu karion dan amnion.
Keduanya
bersama membran ketiga yang berasal dari dinding uterus ibu, membentuk
kantung yang berisi cairan amnion yang berfungsi sebagai buffer untuk
melindungi embrio dari tekanan hebat yang dialami ibu.
Selain itu juga memberi temperatur merata dan bertugas menghindari perlekatan antara embrio dan amnion.
Secara
bersamaan kantung-kantung janin yang lain dibentuk, yang terpenting
menjadi tali pusat (umbilicus) yang memanjang dari embrio ke bagian
dinding uterus dimana uterus dan karion tersambung.
Daerah ini disebut plasenta.
Tali pusat merupakan tali kehidupan embrio.
Di
dalamnya terdapat dua pembuluh darah yang membawa darah dari embrio ke
plasenta dan sebuah pembuluh balik yang membawa darah dari plasenta ke
bayi.
Walau demikian hubungan antara aliran darah bayi dan ibunya tidak terjadi secara langsung.
Keduanya mengalir kearah plasenta dan system ini selalu dipisahkan oleh dinding sel dalam plasenta.
Zat yang dapat melalui plasenta antara lain makanan dari darah ibu seperti gula, lemak dan protein.
Bahan sisa dari bayi terutama zat asam arang juga dapat melalui plasenta.
Beberapa vitamin, obat-obatan, vaksin dan bibit penyakit juga dapat melalui plasenta.
Dengan demikian kesehatan ibu dapat berpengaruh bagi kesehatan janin.
Hubungan langsung antara susunan saraf ibu dan embrio tidak ada.
Tetapi emosi ibu dapat mempengaruhi secara tidak langsung fungsi fisiologis anak.
Pada minggu keempat, panjang embrio sekitar 1/5inch.
Embrio tersebut telah mempunyai bentuk mulut, bagian dalam perut (tractus gastrointestinal) dan hati.
Jantung telah terbentuk sempurna, dan kepala serta bagian otak mulai tampak jelas.
Pada
masa ini embrio masih merupakan organisme primitif, ia tidak mempunyai
lengan atau kaki, dan cirri-ciri tubuh lainnya yang sempurna, hanya
terdapat bentuk-bentuk dasar dari system tubuh yang penting.
Pada usia 8 sampai 9 minggu, gambaran yang terjadi sudah berubah.
Panjang embrio sekitar 1 inchi.Wajah, mulut, mata dan telinga sudah tampak.
Lengan, kaki, telapak tangan bahkan jari-jari kaki dan tangan telah timbul.Pada tahap ini alat kelamin mulai terbantuk.
Perkembangan otot dan kerangka juga dimulai, tetapi aktivitas neuromotorik belum ada.
Organ-organ dalam seperti usus, hati, pancreas, paru-paru, ginjal mulai terbentuk dan berfungsi.Hati misalnya mulai membentuk sel darah merah.
Periode embrio ditandai dengan perkembangan yang cepat dari susunan saraf.
Pada periode ini kepala lebih besar dibandingkan bagian badan yang lain.
Ini menunjukkan 8 minggu pertama merupakan periode sensitive untuk integritas susunan saraf.
Gangguan
mekanis dan kimiawi pada tahap ini dapat menyebabkan kerusakan
permanent dari susunan saraf disbanding jika kerusakan terjadi pada
waktu selnjutnya.
Akhir bulan kedua sampai masa lahir disebut periode janin.
Selama periode ini berbagai macam system tubuh yang belum terbentuk sempurna berkembang penuh dan mulai berfungsi.
Sampai usia 8,5 minggu janin relative bersikap pasif, yaitu melayang dengan tenang di dalam cairan amnion.
Pada masa ini ia mampu bereaksi terhadap rangsangan sentuh.
Badan janin melipat dan kepalanya merentang.
Sejak saat ini fungsi motor semakin bertambah dan lebih kompleks.
Mendekati akhir minggu kedelapan,system reproduksi mulai berkembang.
Gonad (ovarium dan testes) mula-mula tampak sebagai sepasang gumpalan jaringan pada kedua jenis kelamin.
Hormone yang dihasilkan testes pria dibutuhkan untuk merangsang perkembangan system reproduksi pria.
Bila
testes dihilangkan atau gagal menjalankan fungsinya dengan baik, maka
bayi yang lahir memiliki system primer reproduksi wanita.
Pada akhir 12 minggu, panjang janin sekitar 3 inchi dan beratnya 0,75 ons.
Ia mulai berbentuk seperti manusia walaupun kepalanya lebih besar.
Otot mulai berkembang danpergerakan spontan dari lengan dan kaki dapat dilihat.
Kelopak mata dan kuku mulai terbentuk dan jenis kelamin janin dapat dibedakan dengan mudah.
Susunan saraf masih kurang sempurna.
Selama 4 minggu selanjutnya perkembangan motorik lebih kompleks
gambar 6 : struktur rahim dan perkembangan embrio
Berikut ringkasan tahap-tahap dalam perkembangan prenatal:
Minggu ke-1Ovum yang dibuahi akan turun melalui tuba fallopii menuju ke uterus
Minggu ke-2Embrio melekatkan diri pada dinding uterus dan berkembang dengan cepat
Minggu ke-3Embrio mulai berbentuk : bagian kepala dan ekor dapat dibedakan.Jantung sederhana mulai berdenyut
Minggu ke-4Permulaan pembentukan daerah mulut, saluran pencernaan dan hati.Jantung berkembang dengan pesat, daerah kepala dan otak mulai dapat dibedakan.
Minggu ke-6Tangan dan kaki mulai terbentuk, namun lengan masih terlalu pendek dan tumpul untuk saling bertemu.
Minggu ke-8Panjang embrio sekitar 1 inchi.Wajah, mulut, mata, dan telinga mulai mempunyai bentuk yang jelas.Pertumbuhan otot dan tulang dimulai.
Minggu ke-12Panjang janin sekitar 3 inchi.Ia mulai berbentuk sebagai seorang manusia, walaupun perbandingan kepala masih terlalu besar.Wajah mempunyai profil seperti bayi.Kelopak mata dan kuku mulai terbentuk, dan jenis kelamin dapat dibedakan dengan mudah.Susunan saraf masih sangat sederhana.
Minggu ke-16Panjang janin sekitar 4,5 inchi.Ibu dapat merasakan pergerakan janin ekstremitas, kepala dan organ-organ dalam tubuh berkembang dengan pesat.Perbandingan bagian-bagian tubuh mulai lebih menyerupai bayi.
5 bulan Kehamilan hampir sempurna.Panjang janin sekitar 6 inchi dan mampu mendengar dan bergerak lebih bebas.Tangan dan kaki mulai lengkap.
6 bulanPanjang janin sekitar 10 inchi.Mata sudah terbentuk lengkap dan bintik-bintik pengecap timbul pada lidah.Janin mampu bernafas dan menangis lemah, seandainya kelahiran berlangsung premature.
7 bulan sampai masa kelahiranJanin lebih siap untuk secara mandiri di luar rahim.Tegangan
otot bertambah, gerakan menjadi sering dan pernafasan menjadi jelas,
kunyahan, hisapan, dan tangisan lapar menjadi lebih kuat.Reaksi penglihatan dan pendengaran terbentuk dengan sempurna.
Gambar 7 : proses fertilisasi dan determinasi seks
Latihan Soal
1. Dari bagian-bagianspermaberikutini, bagianmanakah yang
mengandungsubtansi yang
berperandalampenghancuranzonapelucidapadaseltelurmamalia?
(OSK no 17 thn 2010)
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
2.
Penetrasi
sel sperma hewan ke dalam membran plasma sel telur difasilitasi oleh :
A.Panjang flagellum dari sperma
B.Kecepatan yang berdampak pada sel
sperma
C.Membran plasma sel telur
D.Enzim-enzim yang disekresi oleh
akrosom
E.Jumlah ATP yang tersedia bagi sel
telur
(soal OSK no 46 tahun 2015)
3.
Dari
yang paling awal sampai ke paling akhir, keseluruhan urutan perkembangan yang
terjadi mengikuti urutan ...
A.Pembelahan sel sperma Ã
sintesis DNA embrio dimulai à reaksi akrosom Ã
rekasi korteks
B.Reaksi korteks Ã
sintesis NA embrio dimulai à rekasi akrosom Ã
pembelahan sel pertama
C.Reaksi korteks Ã
reaksi akrosom à pembelahan sel pertama Ã
sintesis DNA embrio dimulai
D.Pembelahan sel pertama Ã
sintesis DNA embrio mulai à rekasi korteks Ã
reaksi akrosom
E.Reaksi akrosom Ã
reaksi korteks à sintesis DNA embrio Ã
pembelahan sel pertama
Persebaran
organisme di muka bumi ini sangat merata. Kadang-kadang antara satu
individu satu dan individu lain yang sejenis tidak saling bertemu karena
adanya penghalang tertentu.
Alfred Russel
Wallace mengungkapkan suatu pola mengenai penyebaran organisme. Adanya barrier
menyebabkan kelompok-kelompok organisme yang saling terpisah dan tidak
melakukan interhibridisasi, sehingga bila terjadi terus menerus akan
menyebabkan terjadinya isolasi reproduksi dan menyebabkan adanya organisme
endemis.
Penyebaran
organisme terjadi karena asal usul species organisme, migrasi organisme
tersebut pada masa silam dan terdapatnya barrier (rintangan atau sawar) yang
ditemuinya. Barrier ini dapat berupa lautan, gunung, gurun, iklim dan interaksi
satu sama lainnya. Adanya barrier tersebut mencegah terjadinya penyebaran
organisme di permukaan bumi.
Isolasi repruduksi, barier (hambatan)
geografik dapat memungkinkan terjadinya permisahan dua populasi (allopatric):
Hal tersebut terjadi karena adanya penimbunan pengaruh faktor-faktor luar
(ekstrinsik) yang menyebabkan terjadinya isolasi faktor-faktor intrinsik.
Keadaan ini memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi, meskipun kedua populasi
tersebut berada dalam satu lingkungan kembali (sympatric).
Macam-macam
mekanisme isolasi intrinsik adalah:
~
mekanisme yang mencegah/menghalangi terjadinya perkawinan,
~
mekanisme yang mencegah terbentuknya hibrida,
~ mekanisme yang mencegah
kelangsungan hibrida
Faktor yang mempengaruhi
terbentuknya species baru disebabkan oleh 3 hal utama yaitu:
1.Isolasi Geografis
Terjadinya
species baru disebabkan karena karena dua populasi yang berasal dari satu
species yang sama terisolir oleh faktor-faktor geografis (samudra, gunung)
sehingga menghambat terjadinya interhibridisasi antara individu-individu dalam
satu populasi. Hal ini lebih dikenal dengan istilah isolasi reproduksi.
Gambar 1. Sub species Burung hantu bulu tutul-tutul yang
hidup di lokasi geografi berbeda (meksiko dan belahan utara meksiko) menunjukkan
beberapa perbedaan morfologi dan genetik.
Percobaan dari Dianne Dodd yang meneliti
pengaruh isolasi geografis dan seleksi pada populasi lalat buah. Berikut hasil
eksperimennya:
Gambar 2 : Eksperimen Dianne Dodd isolasi geografi buatan
2.Isolasi reproduksi
Dua
populasi yang berbeda menghuni tempat yang sama dinamakan populasi simpatrik.
Faktor yang menghambat atau menghalangi terjadinya interhibridisasi antara
populasi simpatriks disebut sebagai isolasi reproduksi.
Isolasi
reproduksi disebabkan karena faktor-faktor berikut:
a.Isolasi ekologi
Terjadi apabila dua species
simpatrik (habitat sama) tidak dapat melakukan interhibridisasi karena kondisi
habitat yang berbeda.
b.Isolasi musim
Terjadi apabila dua species
simpatrik tidak dapat melakukan interhibridisasi karena masing-masing species
mempunyai masa pemakasan kelamin yang berbeda.
Pinus radiata
dan Pinus muricata keduanya terclapat di beberapa tempat di California
dan tergolong simpatrik. Kedua jenis Pinus tersebut dapat disilangkan tetapi
perkawinan silang ini boleh dikatakan tidak pernah terjadi di alam. Hal ini
disebabkan karena perbedaan masa berbunga Pinus radiata terjadi pada awal
Februari sedang Pinus muricata pada bulan April. Berikut ini adalah
contoh empat jenis katak yang tergolong pada genus Rana. Meskipun hidup di
daerah yang sama tetapi tidak terjadi persilangan, karena perbedaan masa aktif
perkawinan.
c.Isolasi tingkah laku
Terjadi apabila dua species simpatrik tidak
dapat melakukan interhibridisasi karena pola tingkah kawinnya berbeda.
Pada
berbagai jenis ikan ternyata kelakuan meminang ikan betina oleh ikan jantan
berbeda. Sebagai contoh diambil 2 perbandingan sebagai berikut :
Yang satu : membuat
sarang dengan 2 lubang untuk masuk dan keluar, sarang digantungkan pada
tumbuhan air.
Yang
lain : pada sarang hanya ada satu lubang
ialah tempat masuk saja, sarang dibuat pada dasar kolam
d.Isolasi mekanik
Terjadi apabila dua species simpatrik
tidak dapat melakukan interhibridisasi karena bentuk morfologi alat kelamin
yang berlainan.
Yang dimaksud dengan isolasi
mekanik adalah hal yang menyangkut struktur yang berkaitan dengan
peristiwa perkawinan itu sendiri. Misal bila hewan jantan dari suatu spesies
jauh lebih besar ukurannya daripada jenis betina.
Atau jika alat kelamin yang
jantan mempunyai bentuk yang sedemikian rupa sehingga tidak dapat cocok dengan
alat kelamin yang betina. Pada beberapa makhluk bentuk alat kelamin itu
sedemikian rupa hingga dalam hal ini berlaku apa yang disebut sistem "lock
and key" (kunci dan gembok), tetapi pada kebanyakan makhluk tidaklah
demikian.
Pada hewan kaki sejuta yang
termasuk genus Brochoria dijumpai bahwa bentuk alat kelamin pada yang
jantan berbeda-beda hingga sering digunakan sebagai titik tolak untuk
klasifikasi, tetapi pada yang betina bentuknya serupa.
Isolasi mekanik semacam ini pada
tumbuhan ternyata lebih berpengaruh dibanding dengan pada hewan, terutama yang
berkaitan dengan hewan penyebar serbuk sari. Seperti disinggung di muka tentang
adaptasi maka ada kekhususan bentuk bunga dalam hubungannya dengan hewan
penyebar serbuk sari.
e.Isolasi gamet
Terjadi apabila dua species simpatrik
tidak dapat melakukan interhibridisasi karena sel-sel kelamin jantannya tidak
mempunyai viabilitas dalam saluran reproduksi betina.
Sebagaimana diketahui peristiwa
penyerbukan tidak tentu mengakibatkan peristiwa fertilisasi. Pada percobaan
menggunakan Drosophila virilis dan Drosophila americana, dengan
inseminasi buatan maka sperma dari jenis jantan tidak dapat mencapai sel telur
karena tidak dapat bergerak sebagai akibai adanya cairan penghambat dalarn
saluran reproduksi. Pada spesies Drosophila lain mekanismenya berbeda;
pada waktu sperma masuk dalam saluran reproduksi, saluran tersebut membengkak
hingga sperma-sperma tersebut mati. Peristiwa isolasi garnet juga dijumpai pada
tanaman tembakau dalam hal ini meskipun serbuk sari sudah diletakkan pada
stigma tetapi tidak terjadi fertilisasi karena inti dari serbuk sari tersebut
tidak dapat mencapai inti telur dalam ovula.
f.Terbentuknya bastar
mandul
Terbentuknya bastar mandul
apabila dua species simpatrik menghasilkan keturunan (bastar) yang mandul atau dapat
menghasilkan keturunan.
Hasil perkawinan antara kambing
dan biri-biri, berupa keturunan yang steril (mandul). Peristiwa lebih lanjut
lagi dapat terjadi, bahwa hibrida yang terbentuk dapat hidup dengan normal
ternyata steril. Contoh lain kita jumpai pada perkawinan silangan kuda dan
keledai. Keturunannya selalu steril karena sesungguh tidak terjadi pertukaran
gen.
g.Terbentuknya bastar
mati bujang
Terjadi
apabila dua species simpatrik menghasilkan bastar yang mati secara prematur
3.Domestikasi
Domestikasi
adalah membentuk hewan ternak dari hewan liar dan tanaman budidaya dari
tumbuhan yang semula liar. Pada hakikatnya domestika adalah memindahkan
makhluk-makhluk hidup dari habitat aslinya ke lingkungan baru yang diciptakan
manusia.
Disamping
ketiga faktor di atas, species baru juga dapat terjadi melalui peristiwa
poliploid yang disebabkan mutasi buatan atau alam.
untuk lebih jelasnya silahkan simak penjelasan saya di yuotube berikut
Ayoo pahami Spesiasi dengan baik
Selamat belajar, terimakasih sudah berkunjung ke Blog ini